Menjelang berakhirnya Perang Pasifik dan Pengaruhnya bagi Indonesia

Jepang secara perlahan, tapi pasti harus mengakui keunggulan Amerika Serikat di setiap medan pertempuran. Pada bulan Februari 1944, pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir tentara Jepang dari Kwayalein di Kepulauan Marshall. 

Menjelang berakhirnya Perang Pasifik dan Pengaruhnya bagi Indonesia
akibat perang pasifik antara US dan Jepang
Pasukan Sekutu terus bergerak menuju ke Jepang sebagai pusat kekuatannya. Pada bulan Juni 1944, pasukan pengebom B-29 Amerika Serikat mulai berhasil melumpuhkan pasukan Jepang di beberapa daerah yang strategis. Bahkan, Angkatan Laut Jepang berhasil dilumpuhkan oleh pasukan Sekutu di Laut Filipina.

 Pada bulan Juli 1944, Jepang harus kehilangan pangkalan Angkatan Laut di Saipan (kepulauan Mariana). Ketika pasukan Jepang kewalahan menghadapi pasukan sekutu, Jepang kemudian berusaha mendapatkan dukungan dan bantuan daerah jajahan untuk keperluan perang. Oleh karena itu Jepang kemudian mengadakan mobilisasi politik dan ekonomi wilayah jajahan, termasuk wilayah jajahan Indonesia.

Mobilisasi politik dilakukan dengan cara membentuk organisasi militer dan semi militer. Organisasi militer dan semi militer itu antara lain Heiho, Pembela Tanah Air (PETA), Jawa Hokokai, Gerakan Tiga A dan Pusat Tenaga Rakyat (Putera).

Semua organisasi itu dibentuk oleh Jepang dengan harapan dapat mendukung Jepang dalam perangnya melawan pasukan sekutu. Di samping itu, untuk semakin menarik simpati rakyat Indonesia agar mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang memberikan ‘janji kemerdekaan di kemudian hari’. 

Indonesia pun dijanjikan akan diberikan kemerdekaan di kemudian hari. Untuk itu Jepang kemudian membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dalam bahasa Jepang BPUPKI disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. 

Untuk melanjutkan tugas-tugas persiapan kemerdekaan Indonesia, BPUPKI kemudian diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam bahasa Jepang PPKI disdebut dengan Dokuritsu Junbi Inkai. Untuk semakin meyakinkan rakyat Indonesia, Komando Tentara Jepang wilayah Selatan menyepakati bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan pada tanggal 7 September 1945. Bahkan, beberapa pemimpin Indonesia (diantaranya Sukarno) diundang pemerintah Jepang untuk menerima informasi tersebut.

Sedangkan mobilisasi ekonomi dilakukan dengan memaksa penduduk untuk menyerahkan kekayaannya guna kepentingan perang, demi kemakmuran bersama. Setiap penduduk diwajibkan menyerahkan kekayaannya kepada pemerintah Jepang. Rakyat harus menyerahkan barang-barang berharga (emas dan berlian), hewan, bahan makanan kepada pemerintah Jepang. Untuk memperlancar usaha-usahanya, Jepang membentuk Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa) dan Nogyo Kumiai (Koperasi Pertanian). Mobilisasi politik dan ekonomi yang dilakukan Jepang cukup berhasil, tetapi tidak cukup untuk menghadapi serangan pasukan Sekutu.


Pasukan Jepang pun akhirnya mengakui keunggulan pasukan sekutu. Apalagi setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom oleh Amerika Serikat. Kota Hiroshima di bom pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945.. Sebelum sempat memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Sementara perang yang terjadi di daratan Eropa sudah lebih dulu berakhir dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu pada 7 Mei 1945.

Sumber: Buku IPS kelas 9 pada Departemen Pendidikan Nasional 2008
Zein Sakti
Zein Sakti Orang yang mencari peruntungan di dunia blogging