Cara Kerja Deterjen Membersihkan Kotoran pada Pakaian

Jika anda mencuci pastinya anda menggunakan deterjen untuk membersihkan pakaian, pernahkah anda berpikir bagaimana mekanisme atau cara kerja deterjen dalam membersihkan noda dan kotoran pada pakaian.


Cara Kerja Deterjen Membersihkan Kotoran pada Pakaian

Deterjen mengandung surfaktan. Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik / hidrofobik), sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air.

Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian polar mempunyai gugus hidroksil sementara bagian non polar biasanya merupakan rantai alkil yang panjang. 


Cara Kerja Deterjen Membersihkan Kotoran pada Pakaian


Contoh Molekul hidrofobik (tidak larut air) seperti asam lemak, kelompok karbon rantai yang agak panjang seperti alkohol lemak atau alkilbenzena.

Contoh Molekul hidrofilik (larut dalam air), seperti ―COONa, atau gugus sulfo seperti ―OSO3Na atau ―SO3Na. Bagian hidrofilik ini membuat molekul larut dalam air. Secara umum, bagian hidrofobik dari molekul menempel pada padatan atau lemak kotoran, dan bagian hidrofilik menempel pada air.

Jadi secara ringkas, mekanisme atau cara kerjanya seperti ini:

Surfaktan detergen memiliki dua gugus yaitu kepala yang bersifat hidrofilik dan ekor yang bersifat hidrofobik. Ekor hidrofobik inilah yang mengangkat kotoran (umumnya bersifat hidrofobik) yang menempel pada baju. Kemudian, kotoran terlarut dalam air disebabkan karena daya tarik antara kepala hidrofilik dan air.

Kotoran dan air memiliki sifat yang berbeda (polar & nonpolar), seperti yang kita tahu bahwa dua zat yang berbeda sifat kepolarannya tidak dapat bercampur, oleh sebab itu untuk membersihkannya dibutuhkan detergen yang dapat menggabungkan antara kedua sifat tersebut (hidrofilik dan hidrofobik) sehingga kotoran yang melekat pada minyak dapat terlarut dalam air.

Lalu, Mengapa tegangan permukaan air harus diturunkan oleh surfaktan?

Air adalah zat cair dengan tingkat tegangan permukaan yang tinggi, karena sifat air inilah proses mencuci pakaian menjadi sulit (kotoran sulit hilang). Dengan penambahan detergen (mengandung surfaktan) maka tegangan permukaan air akan berkurang sehingga air mudah melintas ke serat-serat kain dan dengan gampangnya campuran air detergen akan mengambil kotoran yang melekat di sela-sela serat baju kita.

Selain surfaktan, Deterjen saat ini juga mengandung enzim untuk mendegradasi noda berbasis protein, pemutih untuk menghilangkan warna noda dan menambah daya pada zat pembersih, dan pewarna biru untuk melawan kekuningan.

Deterjen modern dapat dibuat dari petrokimia atau dari oleokimia yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkali dan zat pengoksidasi juga bahan kimia yang ditemukan dalam deterjen. Berikut adalah tampilan fungsi-fungsi yang dilayani oleh molekul-molekul ini:

Petrokimia / Oleokimia - Lemak dan minyak ini adalah rantai hidrokarbon yang tertarik pada kotoran berminyak dan berminyak.

Oksidator - Sulfur trioksida, etilen oksida, dan asam sulfat adalah beberapa molekul yang digunakan untuk menghasilkan komponen hidrofilik surfaktan. Pengoksidasi menyediakan sumber energi untuk reaksi kimia. Senyawa yang sangat reaktif ini juga bertindak sebagai pemutih.

Alkalis - Natrium dan kalium hidroksida digunakan dalam deterjen bahkan seperti yang digunakan dalam pembuatan sabun. Mereka memberikan ion bermuatan positif untuk mendorong reaksi kimia. 

Disadur dari: Quora
Zein Sakti
Zein Sakti Orang yang mencari peruntungan di dunia blogging